Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Urutan Membaca Dzikir Setelah Sholat, Begini Caranya

bacaan Dzikir setelah sholat

Dzikir ialah sebuah aktivitas ibadah dalam umat Muslim untuk mengingat Allah. Dzikir (bahasa Arab: ٱلذِّكْر , translit. al-żikr‎) adalah puji-pujian kepada Allah yang diucapkan berulang-ulang.

Salah satunya adalah urutan membaca dzikir setelah sholat dengan benar dan memuji nama Allah, serta zikir merupakan satu kewajiban yang tercantum dalam al-Qur'an.

Umat Islam diminta supaya berdzikir untuk mengingat Allah SWT. Memperbanyak dzikir juga ialah bentuk kecintaan terhadap Allah SWT. Banyak dzikir juga mempunyai keutamaan. Salah satunya dijauhkan dari segala bahaya.

“Umumnya dzikir dibaca sehabis sholat fardhu maupun sunnah. Tetapi dzikir juga dapat kalian baca di beberapa kesempatan, semacam sedang dalam perjalanan serta ketika kita sedang bekerja sekalipun,”.

Berikut ini urutan dzikir yang dibaca setelah sholat fardhu maupun sholat sunah :


1. Membaca istighfar sebanyak tiga kali :


أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ ×٣


Artinya:

“Aku mohon ampun serta bertobat terhadap Allah yg tiada ilahi (berhak disembah) kecuali hanya Dia, Dzat Maha nasib abadi serta berdiri sendiri”


2. Memuji Allah dengan kalimat-kalimat berikut:


اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام

Artinya:

“Ya Allah, Engkau ialah Maha Damai, serta dari-Mu kedamaian, Engkau Maha suci Wahai Dzat yg mempunyai kebesaran serta kemuliaan”.


3. Kemudian dilanjutkan dengan membaca :


اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ ، وَلَا رَادَّ لِمَا قَضَيْتَ ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Artinya:

“Ya Allah tidak ada orang-orang yg mampu menahan apa yg Engkau berikan, serta tidak ada yg menunjukkan apa saja yg Engkau tahan, serta tidak ada yg menolak apa yg sudah Engkau tentukan, serta tidak memberi fungsi kekayan serta kemuliaan terhadap pemiliknya, dari-Mulah segala kekayaan serta kemuliaan.”


5. Setelahnya membaca:


لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.

Artinya:

“Tiada Tuhan yg hak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu baginya. Hanya miliknya segala kerajaan serta hanya milikinya segala puji, baik yg nasib alias mati, Dialah Dzat yg kuasa atas segala sesuatu.”


Dibaca tiga kali tiap berakhir sholat fardhu, khusus seusai maghrib serta shubuh sepuluh kali.


6. Kemudian memohon perlindungan dari ganasnya neraka:


اَللَّهُمَّ أَجِرْنِـى مِنَ النَّارِ

Artinya:

“Yaa Allah, hindarkanlah aku dari neraka,”


Dibaca tujuh kali usai maghrib serta subuh


7. Membaca Ayat Kursi:


أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.

Artinya:

“Aku berlindung terhadap Allah dari godaan setan yg terkutuk. Dengan menyebut nama Allah yg Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak alias boleh disembah), tetapi Dia yg nasib abadi lagi semakin menerus mengurus (makhluk-Nya). Yang tidak mengantuk serta tidak juga tertidur. Kepunyaan-Nya ialah apa yg ada di langit serta apa yg ada di bumi. Tiada yg mampu memberi syafaat di segi Allah tanpa izin-Nya.”


8. Membaca Surat Al-Baqarah Ayat 285-286


آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ، كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ، وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا، لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.

Artinya:

“Rasul sudah beriman terhadap Alquran yg diturunkan dari Rabbnya kepadanya. Demikian pula orang-orang beriman, semuanya beriman terhadap Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya serta rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan): “Kami tiada membeda-bedakan seorang rasul pun di antara rasul-rasul-Nya.” Dan pula mereka mengatakan: “Kami mendengar serta kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami. Kepada Engkaulah daerah kembali.”


Allah tidak memberatkan seseorang tetapi sesuai dengan kemampuannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yg diusahakannya serta ia mendapat siksa (dari kejahatan) yg dikerjakannya. (Mereka berdoa):


“Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami apabila kami lupa alias salah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan terhadap kami beban yg berat sebagaimana Engkau bebankan terhadap orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kami apa-apa yg tidak mampu kami pikul. Berilah kami maaf, ampunilah kami, serta rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, jadi tolonglah kami atas kaum yg kafir.” (QS. Al-Baqarah: 285-286)


9. Disambung dengan penggalan dari Surah Al Imran ayat 18-27:


شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ، إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ، قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ، إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ، وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ، وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya:

“Allah menyebutkan bahwasanya tidak ada Tuhan tetapi Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat serta orang-orang yg berilmu (juga menyebutkan yg demikian itu). Tak ada Tuhan tetapi Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yg sudah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan terhadap mereka, sebab kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yg kafir terhadap ayat-ayat Allah jadi sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. Kemudian apabila mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), jadi katakanlah: “Aku menyerahkan diriku terhadap Allah serta (demikian pula) orang-orang yg mengikutiku.” Dan katakanlah terhadap orang-orang yg sudah diberi Al Kitab serta terhadap orang-orang yg ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam.” Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka sudah mendapat petunjuk, serta apabila mereka berpaling, jadi kewajiban kamu hanyalah memberi tau (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yg sudah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat), mereka diseru terhadap kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum diantara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, serta mereka rutin membelakangi (kebenaran). Hal itu ialah sebab mereka mengaku: “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali kemarin hari yg mampu dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yg rutin mereka ada-adakan. Bagaimanakah kelak apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yg tidak ada keraguan mengenai adanya. Dan disempurnakan terhadap tiap-tiap diri balasan apa yg diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan). Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berbagi kerajaan terhadap orang-orang yg Engkau kehendaki serta Engkau cabut kerajaan dari orang-orang yg Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang-orang yg Engkau kehendaki serta Engkau hinakan orang-orang yg Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang serta Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yg nasib dari yg mati, serta Engkau keluarkan yg mati dari yg hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yg Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).”

10. Membaca Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, Surat An-Nas, lalu Surat Al-Fatihah

11. Membaca tasbih, hamdalah, serta takbir masing-masing sebanyak 33 kali:

سُبْحَانَ اللهِ ×٣٣ اَلْحَمْدُلِلهِ ×٣٣ اَللهُ اَكْبَرْ ×٣٣

12. Kemudian dilanjutkan dengan:


اَللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُيُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِا للهِ الْعَلِـىِّ الْعَظِيْمِ. أَفْضَلُ ذِكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ

Dibaca 300 kali usai subuh, 100 kali usai isya, 50 kali usai dhuhur, 50 kali usai ashar, serta 100 kali usai maghrib.

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ

Dibaca usai shubuh 300 alias 100 kali.

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

13. Wirid kemudian ditutup dengan doa sesuai yg biasa dibaca

Demikian pmbahasan mengenai urutan bacaan dzikir setelah sholat yang bisa islamtwins.com sampaikan. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Urutan Membaca Dzikir Setelah Sholat, Begini Caranya"