Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keutamaan Puasa Asyura dan Tasu'a

Puasa Asyura dan Tasu'a

Puasa ialah sebuah bentuk ibadah yang di tujukkan kepada Allah dengan cara tidak Makan dan Minum yang salah satunya ialah puasa asyura.

Puasa sendiri di dalam bahasa di artikan sebagai "Menahan", Sehingga Pengertian Puasa Adalah Suatu aktivitas Ibadah terhadap Allah dengan cara Menahan Diri dari Makan, Minum dan hawa nafsu.

Dalam agama Islam Terdapat puasa Wajib dan puasa Sunnah. Puasa Wajib yaitu puasa yang harus di kdilakukan atau dikerjakan oleh seluruh umat muslim dan jika di tinggalkan akan memperoleh dosa seperti dengan puasa Ramadhan.

Sedangkan puasa Sunnah merupakan puasa yang di anjurkan untuk di kerjakan (Boleh dikerjakan dan boleh tidak dikerjakan) jika di tinggalkan tidak mendapatkan dosa. puasa sunnah tak sedikit sekali macam nya salah satunya merupakan Puasa Asyura dan Tasu'a.

Pengertian Puasa Asyura dan Tasu'a

Puasa di hari ke sembilan bulan Muharram biasa disebut dengan puasa hari Tasu'a. Dinamakan demikian, sebab diturunkan dari kata tis'ah yg artinya sembilan.

Sebenarnya puasa tanggal 9 Muharram ini mengiringi puasa Asyura di tanggal 10 Muharram, supaya tak menyamai puasa yg dilakukan oleh orang-orang Yahudi, yaitu tanggal 10 Muharram saja. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW:

Baca Juga 3 Penyebab Ketindihan Hantu Saat Tidur

Dari Ibnu Abbas RA berkata: “Nabi SAW tiba di Madinah, jadi beliau menonton orang-orang Yahudi berpuasa hari ‘Asyura. Beliau bertanya terhadap mereka: “Ada apa ini?”Mereka menjawab, “Ini merupakan hari yg baik. Pada kali ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka. Maka Nabi Musa berpuasa pada hari ini.”Nabi SAW bersabda, “Saya lebih layak dengan nabi Musa dibandingkan kalian.” Maka beliau berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan para shahabat untuk berpuasa ‘Asura.”(HR. Bukhari).

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa dikala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura dan beliau perintahkan para teman untuk melakukan puasa di hari itu, ada berbagai teman yg melaporkan:

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanggal 10 Muharram itu, hari yg diagungkan orang-orang Yahudi dan Nasrani.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  “Jika datang tahun depan, insyaaAllah kita akan puasa tanggal 9 (Muharram).”

Ibnu Abbas melanjutkan, “Namun belum hingga menjumpai Muharam tahun depan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.” (HR. Muslim 1916).

Rasulullah wafat sebelum melaksanakan puasa Tasu'a, tetapi Beliau telah memerintahkan terhadap para teman untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram supaya tak sama dengan ibadah orang-orang Yahudi.

Keutamaan Puasa Asyura dan Tasu'a

عن أبي قتادة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم سئل عن صيام يوم عاشوراء فقال: ((يكفر السنة الماضية)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.

Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya mengenai puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yg lalu”. (HR. Muslim)

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya mengenai puasa pada hari ‘Asyura, beliau menjawab, ‘Menghapuskan dosa setahun yg lalu’, ini pahalanya lebih sedikit daripada puasa Arafah (yakni menghapuskan dosa setahun sebelum dan sesudahnya –pent). Bersamaan dengan faktor tersebut, selayaknya seorang berpuasa ‘Asyura (10 Muharram) disertai dengan (sebelumnya, ed.) Tasu’a (9 Muharram). Hal ini sebab Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Apabila (usia)ku hingga tahun depan, jadi aku akan berpuasa pada yg kesembilan’, maksudnya berpuasa pula pada hari Tasu’a.

Semoga informasi mengenai Keutamaan puasa asyura dan tasu'a ini dapat berguna dan semoga postingan ini menjadi kemudahan kita untuk mendekatkan diri menuju ampunan Allah SWT.

Posting Komentar untuk "Keutamaan Puasa Asyura dan Tasu'a"