Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Arti Dari La Yukallifullahu Nafsan illa Wus Aha? Penyemangat Bagi Orang yang Sabar

Apa Arti Dari La Yukallifullahu Nafsan illa Wus Aha

La Yukallifullahu Nafsan Illa Wusaha merupakan penggalan ayat Surat Al Baqarah ayat 286. Bagian ayat itu ialah perkataan penyemangat terhadap pemeluk manusia kalau Allah tidak akan memberati seseorang melampaui kesanggupannya.

Dalam kehidupan ini manusia diberi beban oleh Allah serupa kesanggupannya, mereka diberi pahala lebih dari yang sudah diusahakannya serta mendapat siksa sepadan dengan kejahatan yang sudah dikerjakannya.

Ada beraneka ragam tujuan yang Allah SWT maksudkan dengan diturunkannya musibah. Tidak hanya selaku pengingat, mengangkat derajat manusia, nyatanya hal sederhana yang bisa didatangkan dari adanya musibah ialah diucapkannya doa dari mulut manusia.

Begitu juga bagian ayat " la yukallifullahu nafsan illa wusaha " yang maksudnya mengenai Allah tidak akan membebani seseorang kecuali menurut kesanggupannya.

La Yukallifullahu Nafsan illa Wus Aha

La Yukallifullahu Nafsan illa Wus Aha

Buat lebih jelasnya selanjutnya tulisan La Yukallifullahu Nafsan Illa Wusaha arab, latin serta artinya yang ialah bagian ayat Surah Al Baqarah ayat 286.

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ

La yukallifullahu nafsan illa wus'aha

Artinya: Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. (QS. Al Baqarah:286)

Untuk ayat lengkapnya QS. Al Baqarah ayat 286 merupakan selaku selanjutnya.

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ

Lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ 'alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa'fu 'annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn

Artinya: Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.” (QS. Al Baqarah:286)

Bagian itu mempunyai arti kalau Allah memberikan kemurahan pada manusia cuma buat memikul beban yang enteng. Bagian ayat ini dapat dijadikan selaku landasan buat berjuang dalam menghadapi seluruh cobaan serta godaan yang diserahkan oleh Nya dengan sabar untuk pemeluk Mukmin.

Seseorang hendak tetap diuji oleh Allah buat diukur tingkatan keimanan yang ia punya. Oleh sebab itu, cuma manusia yang mempunyai watak sabar saja yang sanggup membuktikan keimanan itu.

Sehingga, dikala diberikan suatu godaan ataupun musibah dari Allah, ia hendak menyambut keadaannya dengan ikhlas serta lalu berjuang buat memperbaiki hidupnya. Sabar dalam menghadapi bencana ataupun godaan merupakan tingkatan yang sangat susah, alhasil Allah amat mencintai orang - orang yang sabar dalam menjalani seluruh ujian di hidupnya.

Allah menjanjikan pada orang - orang yang sabar pahala yang besar. Perihal ini diterangkan dalam surat Az Zumar ayat 10 yang berbunyi:

قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Qul yā 'ibādillażīna āmanuttaqụ rabbakum, lillażīna aḥsanụ fī hāżihid-dun-yā ḥasanah, wa arḍullāhi wāsi'ah, innamā yuwaffaṣ-ṣābirụna ajrahum bigairi ḥisāb

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.

Watak sabar menduduki posisi yang amat luar biasa dalam Islam. Alhasil watak ini mempunyai keistimewaan yang besar untuk para pelakunya. Musibah yang diserahkan pada seorang hamba hendak dilaksanakan dengan cara yang berbeda- beda. Untuk mereka yang menyambut musibah serta godaan dengan sabar, maka hamba itu ialah seorang hamba yang kuat serta keimanannya cukup kokoh.

Maka dengan bermacam latar belakang diturunkannya musibah, sebetulnya Allah SWT sudah mengukur kadarnya sesuai dengan kemampuan manusia. Allah berfirman dalam Alquran surah Al Baqarah ayat 286 berbunyi:

لَايُكَلِّفُاللَّهُنَفْسًاإِلَّاوُسْعَهَا

“ La yukallifullahu nafsan illa wus’ aha.”

“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

Demikian pembahasan mengenai apa arti dari la yukallifullahu nafsan illa wus aha yang merupakan penggalan dari surat Al Baqarah ayat 286 yang dapat islamtwins.com sampaikan. Mudah mudahan bermanfaat.

wallahu a'lam bishawab

Posting Komentar untuk "Apa Arti Dari La Yukallifullahu Nafsan illa Wus Aha? Penyemangat Bagi Orang yang Sabar"