Lagu Genjer Genjer Dilarang? Inilah Beberapa Alasannya!!
Inilah Alasan Lagu Genjer - Genjer Dilarang - Musik atau lagu merupakan sebuah alunan musik yang hidup di dalam masyarakat secara turun temurun serta dipertahankan sebagai sarana hiburan. Musik alias lagu juga menjadi salah satu ungkapan verbal seni manusia, melukiskan jejak tersendiri bagi kebudayaan manusia.
Begitupula dengan lagu Genjer-Genjer yang diciptakan untuk menggambarkan situasi serta keadaan masyarakat Banyuwangi masa penjajahan Jepang.
Seiring dengan jalannya waktu, lagu Genjer-Genjer yang semula merupakan lagu untuk mengisyaratkan penderitaan rakyat Indonesia mulai bergeser maknanya. Bahkan lagu Genjer-Genjer dilarang dinyanyikan pada masa Orde Baru, bahkan sampai sekarang ini.
Lantas apa alasan mengapa lagu genjer genjer ini dilarang?
Sejarah lagu Genjer-Genjer
Jepang yang sukses merebut kekuasaan Belanda kemudian membikin kebijakan-kebiajkan pemerintah yang nyatanya lebih kejam dari sebelumnya.
Hal tersebut mengakibatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia terus menurun, bahkan berada di garis kemiskinan. Menurut Utan Parlindungan dalam buku Musik serta Politik: Genjer-Genjer, Kuasa serta Kontestasi Makna (2007), masyarakat Banyuwangi yg ketika itu populer dengan tempat yang kaya, juga terkena imbasnya.
Hasilnya, warga Banyuwangi terpaksa mengolah daun genjer yang terdapat di sekitaran sungai sebagai bahan makanan. Melihat kesengsaraan yang dialami masyarakat Banyuwangi, Muhammad Arief (seorang musisi populer Banyuwangi) merangkum momen tersebut ke dalam lagu berjudul Genjer-Genjer.
Erat dengan PKI Selepas Tragedi Gerakan 30 September (G30S) yg menyeret Partai Komunis Indonesia (PKI), lagu Genjer-Genjer juga turut dicekal. Lagu Genjer-Genjer dianggap sebagai lagu PKI sebab si pecipta lagu bergabung ke dalam politik PKI.
Dalam jurnal Genjer-Genjer serta Stigmanisasi Komunis (2003) oleh Paring Waluyo Utomo, keadaan sosial serta politik Indonesia pada 1960-1965 mengalami pergolakan. Berawal dari sebuah impian Muhammad Arief (Sang pencipta lagu Genjer-Genjer) untuk bergabung dengan Lekra. Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) merupakan lembaga kebudayaan yg bekerjasama dengan PKI.
Lagu Genjer-Genjer kemudian diusung sebagai salah satu bukti karyanya yang terekspos pada "seni untuk rakyat" ke publik serta kalangan politik. Sejak ketika itu, lagu Genjer-Genjer mendapat tempat di hati tak sedikit orang-orang serta kalangan politik.
Ketika lagu Genjer-Genjer disuguhkan terhadap para petinggi PKI yang sedang singgah di Banyuwangi, mereka berminat oleh lagu tersebut. Perjalanan keberadaan lagu Genjer-Genjer terbukti tak mampu lepas dari kedekatannya dengan PKI. Bahkan di dalam bukunya mengatakan, pada tahun 1964 D.N Aidit mengklaim bahwa lagu Genjer-Genjer sebagai lagu Mars PKI.
Hal ini sebab lagu Genjer-Genjer sebagai lagu pembukaan di setiap pertemuan-pertemuan PKI. Sehingga makna PKI serta ideologi komunis terus tak mampu dipisahkan oleh lagu Genjer-Genjer.
Inilah Alasan Mengapa lagu Genjer-Genjer Dilarang
Dalam jurnal Genjer-Genjer: Fungsi serta Peran (2010) oleh Ruddy Eppata Cahyono, tersedia berbagai argumen kenapa lagu Genjer-Genjer dilarang, di antaranya:
- Bertumpu pada kedekatannya dengan PKI yg dengan cara eksklusif menanamkan konsekuensi dalam lagu tersebut.
- Isu-isu yg beredar di kalangan umum, baik yg dibuat pemerintah maupun masyarakat luas serta Orde Baru terhadap lagu Genjer-Genjer sebagai lagu yg mengandung stigma komunis, semkain menguatkan jalan pemerintah serta masyarakat untuk menghapus lagu tersebut dari kancah hiburan nasional.
- Susunan lirik pada lagu Genjer-genjer dianggap sebagai suatu simbol alias bermakna ganda.
Dari situlah, pemerintah Orde Baru merasa butuh mencekal adanya lagu Genjer-Genjer untuk menutup langkah PKI.
Source Kompas